Teman-teman pembaca Setia Blog ku tercinta. Sudah lama ya rasanya Author udah engga nge-update lagi blog-nya ya. Serasa blognya udah mau expire aja. hehehe.. Maafin Author ya, dikarenakan kesibukan kuliah dan kerjaan Author. Jadinya Gini deh.
Eitsss... tapi jangan lari dulu dong dari blog Author. Karena Author ada bahan bacaan baru buat kalian. Lumayan Buat Ngisi waktu luang. Author langsung Aja ya kasih sinopsis singkatnya.
Cerita berawal dari Sera, seorang gadis cantik, pintar, sederhana, periang dan polos yang memiliki cita-cita menjadi seorang perempuan biasa. Ya, Seorang perempuan yang menikah, mempunyai anak, hidup bahagia dengan suaminya dan karier yang mendukung. Namun, semua impian tersebut seakan-akan menjadi sirna ketika sera harus memilih dan terjebak dengan sebuah pernikahan kontrak dengan Bens Marck, seorang pengusaha sukses yang tampan, ambisius, arogan, berkuasa dan kaya raya.
Bens, Begitu Panggilannya, berjanji akan memberikan uang ke Sera, apabila Sera bersedia menandatangi sebuah pernikahan kontrak dengannya. Yah, Sebuah Status Pernikahan yang akan memuluskan rencananya. Masalah Pun Timbul ketika Sera Binggung harus memilih antara Suami dan pria yang dicintainya. Penasaran dengan Ceritanya.. Siapakah yang akan sera Pilih? Status pernikahan (Suami) dan kebahagian yang diimpikannya (Pria yang dicintainya)? Bagaimana Kehidupan Sera yang berubah 180 derajat setelah dengan Resmi menjadi Ny. Marck? dan Apa sebenarnya Rencana Marck? Hmm... Lebih baik baca langsung aja ya.
SELAMAT MEMBACA
Hai.. Perkenalkan nama Sera
Febrilia. Aku adalah seorang mahasiswi di sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta.
Aku anak kedua dari dua bersaudara. Yahh... aku berasal dari keluarga
sederhana. Ayahku adalah seorang pekerja kasar di sebuah perusahaan swasta,
sedangkan Ibuku hanya seorang guru di sebuah sekolah di daerah terpencil. Walaupun
hidup kami sederhana, tetapi untungnya semua kebutuhan keluarga masih dapat
terpenuhi tanpa harus meminta-minta dengan orang lain.
Aku mempunyai satu orang kakak
laki-laki. Kakakku bernama Rega Aryaditama. Dia lahir pada tanggal 1 April 1986.
Saat ini, dia berusia 27 tahun. kakak ku adalah seorang manager area di sebuah
perusahaan pertambangan asing. Kak Rega, begitulah panggilan kesayanganku,
merupakan kakak terhebat yang pernah aku temui. Dia selalu bisa membuat orang yang
sedih menjadi senang. Dia selalu bijaksana dalam mengambil setiap keputusan. Menurut
Meyri, salah satu sahabat terbaikku, Kakakku Rega bagaikan seorang Malaikat
yang sengaja diutus ke Bumi untuk meningkatkan standar mutu laki-laki idaman
mereka. Bagaimana tidak, Selain memiliki bentuk tubuh yang ideal, perawakan
dewasa, karier dan masa yang cerah, apalagi ditambah dengan prestasinya di
bidang olahraga, kakakku juga memiliki tampang ya... lumayan cakep “Katanya”. Tapi, aku merupakan orang
pertama yang tidak setuju dengan pendapat tersebut. Andai saja mereka tahu,
bagaimana karakter asli kakakku yang dingin, ketus dan ngomongnya yang
ceplas-ceplos. Pastinya mereka bakalan illfeel
and ga bakalan ngejar-ngejar kakakku lagi. Emang benar ya kata pepatah yang
mengatakan “No Body is Perfect” (Tidak ada Manusia yang sempurna).
Kriiiiiiiiiiiiiiing.... Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing.... Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing....
“Seraaaaaaaaaaa, angkat teleponnya dong sayang!”
“Ibu, sekarang lagi di dapur, lagi buatin sarapan”
“Iya Ibu, ini Mau sera angkat teleponnya”
“Halo
selamat pagi, Dengan keluarga Braja, Ada perlu apa?”----- Sera
“Seraaaaaaaaaa,
ini aku, Meyri!”
“Iya Meyri, Ada apa?” Tumben,
Pagi-pagi udah telepon. “Pasti ada maunya nih”
“hehehehe, kamu tahu aja” iya
nih Ra, Ada hal yang ingin aku bicaran!” tapi, kayaknya enggak ditelepon deh.
Gimana, kalau ketemuan di campus aja. Waktu istirahat makan siang and
dilanjutin sampe selesai deh..”
“Hmm... Oke deh” Lagian pula
sekarang aku lagi free and enggak da jadwal kuliah” Ketemuan di kantin biasa
ya...
“Okeee.... bye..bye, Sampai
jumpa nanti Ra...”
“Bye too”
Aku adalah mahasiswa tingkat
akhir di jurusan ilmu ekonomi, sedangkan Meyri adalah seorang mahasiswa akhir
di jurusan psikologi. Aku dan Meyri sudah berteman sejak lama. Kira-kira sejak
SMA kelas 1. Dia adalah orang yang pertama yang bersedia berteman dengan ku di
sekolah elite ini. Jujur, sebenarnya apabila tidak ada beasiswa sekolah yang
kudapat, mungkin aku tidak akan pernah sekolah disana bahkan tidak akan pernah
kenal dengan Meyri.
Yach.. Seperti yang diketahui
oleh banyak orang bahwa ayah Meyri adalah CEO di PT. Sinar Agung Jaya, Tbk.
Siapa sih yang tidak kenal perusahaan tersebut, yaitu perusahaan yang bergerak
dibidang kontruksi bangunan dengan omset 3 triliun per tiap bulannya, sedangkan
ibunya adalah seorang pebisnis yang handal. Saat ini, ibunya telah merelease lebih
dari 360 Restaurant dan butik yang tersebar di Seluruh wilayah Indonesia. Well... kalian bisa kan membayangkan betapa
kayanya Meyri.
Siang itu, cuaca di campus tidak
begitu cerah. Angin berhembus lumayan kencang, awan terlihat mendung dan
terdengar suara gemuruh di langit. Tapi, karena sudah terlanjur janji dengan
meyri, aku terpaksa harus menunggunya di kantin ini. Teringat kembali ke dalam
kenaganku 10 tahun yang lalu, saat aku berusia 10 tahun. Dengan kondisi cuaca
yang sama namun sedikit gerimis, tanpa sengaja aku bertemu dengan seorang anak
laki-laki berkebangsaan korea-belanda. Well, pada saat itu aku sedang menunggu
jemputan dari ayah dan kak Rega.
Beralih
Ke 10 tahun yang lalu,
Di
Lobi sebuah Museum Lukisan Eropa-Indonesia
“Hi, My name is Raditya. That’s
my name in Indonesia and you?”
Begitu caranya mengawali pembicaraan kita. Well, Kalau
dilihat secara sepintas, Radity terlihat seperti orang yang ramah, dan baik.
Terlebih lagi ia terlihat begitu fashionable, dan good looking. Yach.. kalau
orang sunda bilang “Kasep Pisan Euy”. Setelan Jeans biru dongker dan Blus warna
merah marun terlihat begitu serasi dengan kulitnya yang berwarna putih
tersebut.
“Hellooo....
Do you listen me?”
Suaranya membuyarkan investigasiku hari ini.
“Oh..
Yes... Sorry.. Introduce, My Name is Sera Febrilia. You can call me sera. Nice
to Know you Radit. By the way, where re you From? I am Native of Indonesia”.
“Sera...
Nice to Know you too. I am from America,
but I am netherlander.
Actually, My Mom is from Netherland and My dad is from Korea. I stay here
because of My dad. My dad has business
with some people. I with my mom accompany my dad”
“Oh... so, This’s ur first time to
come here?”
“Yeah.. you can say like that. This
is first time for my family to come here”.
“Wow... so, I have to say welcome to
Indonesia”. Well, do you have planning to spend your time in Bali?” yeah.. Bali
is beautiful island. I think Bali same like Jeju island in Korea”. So, You must
go there.
“ Oh ya, Thanks for your
information. By the way, may I get ur contact number or email? so, if I need
some information about Indonesia, I ‘ll contact to you”
“Oh..
Okay that’s no problem. My email is SeraFebrilia@yahoo.com. You can contact me anytime when you need
it”.
Tinnnnnnnnn....Tinnnnn...
Tiiiinnnnnnnnnnnnn
Suara mobil ayah
menyadarkanku kembali ke tujuan awalku, Yapp menunggu jemputan Ayah dan kakak
ku tercinta. Dan sebagai pertanda saatnya mengakhiri pembicaraan ini.
“Radit, Sorry I have to go now.
That’s my brother and dad. They came here to pick me up. I think, we can
continue ur talking in email. You can contact me first. Okay, nice to meet you
Radit. See You.”
“Oh.. Thanks sera for ur email
address. I’ll contact you soon. Nice to meet you too. Bye... bye.”
Yapps... Itu akhir perbincangan dan merupakan awal dari pertemanan kami.
Malam itu, Radit Mengirimiku Email. Dan mulai dari malam itu juga, kami
bercerita mengenai kehidupan kami masing-masing mulai dari umur, tanggal lahir,
hobi, makanan favorite sampai dengan kebiasaan sehari-hari.
Tak terasa sudah 10 tahun, aku menjalin pertemanan dengan Radit.
Namun, akhir-akhir ini aku merasa
ada yang aneh dengannya. Aku tidak tahu itu mengapa. Tapi yang jelas adalah
Radit menghilang. Ya, Sudah hampir 8 bulan lamanya, Email ku tidak pernah mendapatkan
respone darinya. Biasanya, Raditlah yang paling cepat dalam hal merespone email
ku. Tanpa harus menunggu waktu lama, ia akan langsung membalas email ku.
Berbeda dengan ku, yang paling malas membalas email ataupun Mengecek email yang
masuk di Inbox ku. Kalau bukan handphone ku yang smartphone, mungkin saja aku
tidak akan pernah tahu email-email yang radit kirimkan, serta mungkin juga pertemanan
ku dengannya sudah berakhir lama.
“Darrrr... !!!
Hayooo... Ngelamu apa Ra? Sampe segitunya, engga lagi lamunin aku kan Ra?” ----
Meyri
Kejutan dari meyri,
seketika membuyarkan lamunan panjangku.
“eh... engga kok ra,
ini aku cuma menikmati cuaca hari ini. Sepertinya hari ini akan turun hujan
lebat. Oh ya, kemarin kamu nyuruh aku kemari. emangnya ada perlu apa ra?”
Seketika aku
melihat ekspresi Meyri berubah. Ia yang biasanya tampak begitu ceria berubah
menjadi pucat dan murung. Aku melihat ada gurat kesedihan dan kegelisahan di
wajah cantiknya. Seperti yang aku perhatikan, akhir-akhir ini Meyri tampak
menjadi lebih pendiam dan murung, ini jauh dari kebiasaan Meyri pada biasanya.
“hmmm.... Iya ra, aku binggung harus
mulai dari mana. Hal ini cukup membuat aku pusing. Aku binggung harus cerita
dengan siapa lagi selain kamu ra.”
Ya..., seperti yang
kalian tau, Meyri adalah anak Tunggal di keluarganya. Dia tidak mempunyai kakak
maupun adik yang bisa diajaknya bicara. Dan teman terakrabnya pun itu aku.
Sebenarnya sih aku dan Meyri mempunyai 4 sahabat lagi. Namun, dikarenakan
kesamaan Organisasi dan jadwal kuliah minorku dengannya, aku menjadi lebih
dekat dengan Meyri dibandingkan yang lainnya.
“tenang... Tenang ri.. Coba kamu
duduk dulu, sudah itu kamu tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Kamu
ulangi sampai tiga kali. Ayo, coba kamu lakukan”.
Tanpa bantahan
sedikitpun, Meyri melakukan semua instruksi ku. Setelah melihat meyri sedikit
tenang, aku memulai pembicaraannya
“ iya ri, ada apa? Coba kamu cerita
ke aku. Siapa tahu aku bisa bantu kamu buat menemukan solusinya”. --- ini salah
satu upaya andalan ku, untuk mengatasi kepanikan berlebihan dari sahabatku ini.
Dengan tanpa
menunda waktunya, Meyri pun cerita panjang lebar mengenai masalah yang sedang
dihadapinya dan solusi kekonyolan yang tlah ia siapkan dengan mengikut sertakan
aku didalam rencananya tersebut. Tanpa sadar aku pun ikut terhanyut ke dalam
recanannya tersebut dan membuat ku semakin terbengong-bengong dengan ide
gilanya.
“ayolah ra, kamu maukan bantu aku
buat gantiin posisiku diacara perjodohan itu. Please ra... kali ini aja. Please...
Anggap aja ini permintaan pertama dan terakhir aku. Ya.. ra.. Please”
Meyri benar, selama
ini dia tidak pernah meminta sesuatu dari aku. Tapi Sebaliknya, aku yang
terlalu sering mendapatkan pertolongan darinya, baik itu dari pinjaman biaya
kuliah sampai dengan pinjaman barang-barangnya. Dewi batinku pun berkata, Kalau bukan sekarang ra, kapan lagi kamu
bisa membantunnya. Tapi, ini benar-benar ide gila. Aku terdiam sejenak dan
berusaha menarik kembali alam sadarku yang sedari tadi berusaha melarikan diri.
Dan tanpa sadar pun, aku mengatakan
“okay, tapi hanya kali ini aja ri,
aku akan membantumu.”
“Yes...., thanks ya ra. Peraturannya
cukup singkat aja kok ra, kamu hanya menghadiri pertemuan tersebut, setelah itu
kamu mengatakan menolak perjodohan itu dan cliiing... masalah akan selesai”---
Meyri memberikan intruksi gilanya tentang kencan sehariku besok dengan pria
asing tsb.
Dan, ending dari
pertemuanku dengan Meyri siang itu adalah Besok malam jam 19.00, aku akan
bertemu dengan Pria tersebut di Restaurant Hotel Claction City – Well, itu
Hotel yang bonafit di negara ini. Hanya pejabat-pejabat penting, artis-artis
terkenal dan pengusaha yang sukses yang dapat masuk dan menginap di hotel
tersebut. Bagaimana tidak, kalau menginap semalam di sanapun, bisa menghabiskan
10 bulan gaji ayah dan ibu ku. Huh... untungnya untuk segala macam keperluan,
baik dari reservasi tempat maupun bill makanannya nanti sudah diurus dari pria
tersebut.
Bersambung Ke Part II...
Note : Terima kasih telah membaca Cerbungnya. Cerbung ini masih akan terus berlanjut dan tunggu saja update terbarunya. Diharapkan para pembaca dapat memberikan saran dan kritikan yang membangun Demi kemajuan blog ini.
Author Harap teman-teman untuk tidak menjadi Pembaca Pasif.
JY